Hari ketiga BSI International Expo 2025 diramaikan dengan Talkshow inspiratif bertajuk “Where Beauty Meets Halal Purpose” bersama BSI dan ParagonCorp, perusahaan kosmetik lokal yang telah sukses menerapkan prinsip halal dalam seluruh lini usahanya. Talkshow ini menggali bagaimana semangat, nilai spiritual, dan kejelasan tujuan dapat menjadi fondasi bisnis yang berkelanjutan dan berdampak luas.
Narasumber dalam talkshow ini adalah Head of CSR ParagonCorp, Suci Hendrina dan Wardah Brand Ambassador, Dhini Aminarti. Talkshow ini dipandu oleh Winda Dwiastuti.
Suci Hendrina berbagi pengalaman dalam membangun brand Wardah berbasis nilai, pentingnya inovasi produk yang sesuai syariah, serta peran kepemimpinan yang inklusif dalam memberdayakan perempuan dan generasi muda di industri halal nasional maupun global. Riset dan pengembangan menjadi kunci dalam melakukan inovasi di semua lini produk Wardah.
Talkshow juga mengangkat pentingnya menerapkan halal lifestyle sejak awal memilih produk. Bagi umat Muslim, halal bukan sekadar label, tetapi izin yang jelas untuk digunakan, dikonsumsi, dan tidak menghambat ibadah. Wardah menjelaskan bahwa produk halal mencakup seluruh proses—mulai dari bahan baku, riset, produksi, hingga distribusi—yang harus bebas dari unsur haram.
Dengan memadukan inovasi, riset berbasis kebutuhan konsumen muslim, dan nilai-nilai keislaman, Paragon menjadi pionir kosmetik halal yang merambah pasar internasional.
Di sisi lain, Dhini Aminarti sebagai ambassador Wardah, meyakini bahwa konsep halal bukan hanya soal produk, tapi gaya hidup menyeluruh yang mencakup tiga B: Brand, Beauty, dan Behaviour. Menurutnya, kecantikan sejati terpancar bila perilaku dan cara berpikir juga mencerminkan kebaikan. Dhini mengakui selektif dalam memilih makanan dan produk, selalu memastikan kehalalan sebagai prioritas.
Dini menekankan pentingnya memilih yang halalan thoyyiban—halal dan baik—bukan hanya aman secara zat, tapi juga memberi dampak positif bagi jiwa berupa ketenangan dan keberkahan. Aura dan energi kecantikan, baginya, muncul dari harmoni antara hati, tindakan, dan produk yang digunakan.
Sesi berikutnya adalah Business Talkshow dengan tema “Digitize to Globalize: Empowering MSMEs Through E-Commerce & Social Commerce”. Diskusi ini akan dipandu oleh Global Trade Sales & Solutions Dept. Head BSI, Tjahjono Soebroto dengan narasumber Head of Alibaba.com Indonesia Channel, Jessie Lee, Influencer & Social Commerce Creator, Tya Ariestya, Penasihat DWP dan Ketua Bidang Kemitraan Dekranas, Tina Maman Abdurrahman dan Transaction Banking Retail Group Head BSI, Dickman Maulana.
Sesi Showbiz ini hadir sebagai salah satu respons untuk menjawab tantangan dan peluang besar digitalisasi bagi UMKM Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, dari sekitar 65 juta UMKM di Indonesia, baru sekitar 27 juta yang telah terhubung ke platform digital. Padahal, kontribusi UMKM terhadap PDB nasional mencapai lebih dari 60 persen, dengan potensi transaksi digital yang terus meningkat tiap tahun.
Dickman Maulana juga mengatakan BSI terus menunjukkan komitmen untuk memperkuat UMKM sebagai penopang utama perekonomian nasional. Saat ini, BSI membina lebih dari 4.000 UMKM melalui empat pusat pembinaan di Aceh, Yogyakarta, Surabaya, dan Makassar, serta didukung oleh jaringan 1.100 outlet di seluruh Indonesia.
Melalui program UMKM Center, BSI memberikan pelatihan, pendampingan, hingga fasilitasi sertifikasi halal, mendorong pelaku usaha untuk naik kelas. Program seperti Talenta Wirausaha BSI dan BSI Muslimpreneur Aceh menjadi wadah pengembangan potensi wirausaha muda berbasis nilai-nilai syariah. Tak hanya itu, BSI juga menghadirkan platform Salam Digital untuk mempermudah akses pembiayaan dan layanan digital bagi UMKM. BSI tak sekadar memberikan modal, tetapi juga membangun ekosistem halal yang berkelanjutan dan berdaya saing global.
Sementara itu Jessie Lee menyatakan digitalisasi bukan sekadar pilihan, melainkan kebutuhan untuk bertahan dan berkembang di tengah persaingan pasar global. Melalui pendekatan terintegrasi, Alibaba sebagai marketplace terbesar di dunia, memperkenalkan UMKM yang akan menjadi client mereka kepada sistem E-Commerce dan Social Commerce mencakup edukasi literasi digital, pembukaan toko daring, pemanfaatan media sosial untuk branding, hingga koneksi dengan pasar local dan internasional.
Alibaba sendiri memiliki 50 juta pembeli aktif dari 200 negara atau kawasan di seluruh dunia, dan terhubung dengan manufaktur, wholesaler, retailers, online business dan services provider.
Sementara itu, baik influencer Tya Ariestya dan Tina Maman Abdurrahman sama-sama mendorong UMKM Indonesia menembus pasar global. Tya, yang aktif di social commerce dan memiliki pengalaman sebagai afiliator selama tiga tahun, menekankan pentingnya membangun kepercayaan pasar lewat konten yang relevan dan etalase produk yang kuat.
“Produk halal dengan karakter jelas dan sesuai pasar sangat menentukan,” ujarnya.
Sementara itu, Tina menyoroti strategi Dekranas untuk memperkuat karakter produk lokal dengan pendekatan berbasis riset pasar. Dengan 67 juta UMKM, Indonesia memiliki kekuatan ekonomi besar. Menurutnya, pelaku usaha harus mempelajari demand tiap wilayah dan memilih kanal e-commerce yang tepat. Kolaborasi kemampuan melihat pasar dan membangun reputasi produk bersama kekuatan BSI menunjukkan bahwa UMKM Indonesia bisa naik kelas dan bersaing secara global dengan strategi yang tepat dan sinergis.